Berikut isi pidato Sayyidina Husain (cucu Rasulullah) yang disampaikan ulang oleh Gus Nadir:
“Lihatlah nasabku, pandangilah siapa aku ini, lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kekhormatanku”.
“Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu (Fatimah Az-Zahra) ? Bukankah aku ini anak dari washi (penerima wasiat) dan keponakan Nabimu yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu?”
“Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada adalah pamanku? Bukankah Ja’far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga itu pamanku?”
“Tidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian sendiri bahwa Rasulullah SAW pernah berkata tentang saudaraku dan aku? Kata baginda Rasul, keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga.”
“ Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku maka tanyakanlah kepada para sahabat Nabi, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Said al-Khudri, Sahl bin Sa’ad, Zaid bin Arqam, dan Anas bin Malik, yang semuanya akan meberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. Tidakkah ini semua cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?”.
Gus Nadir menjelaskan, kata-kata yang begitu eloknya ini direkam sejumlah kitab dari para ulama Ahlsunnah wal Jamaah (Aswaja). Seperti oleh At-Thabari dalam kitabnya Tarikh At-Thabari jilid kelima halaman 425 dan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah jilid ke-8 halaman 193.
Namun, menurut Gus Nadir, sayangnya mereka yang telah terkunci hatinya tidak tersadar dengan pidato yang disampaikan Sayyidina Husain tersebut. Pasukan yang mengepung atas perintah Ubaidillah bin Ziyad itu tetap memaksa Sayyidina Husain untuk mengakui kekuasaan khalifah Yazid bin Muawiyah.
Hingga akhirnya, Husain dibunuh......
Wallohu a'lam bisshowab.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar