Selasa, 31 Agustus 2021

Sadarlah, Umur Kita Terbatas

Seorang Alim pernah berkata :

فاغتنم رحمك الله حياتك النَّفيسة، واحتفظ بأوقاتك العزيزة، واعلم أن مدَّة حياتِك محدودةٌ، وأنفاسك معدودةٌ، فكلُّ نفسٍ ينقص به جزء منك

"Manfaatkanlah -semoga Allah merahmatimu- hidupmu yang berharga dan jagalah sebaik-baiknya waktumu yang mahal. Ketahuilah bahwa masa hidupmu terbatas, sedangkan napas-napasmu bisa dihitung. Oleh karena itu, setiap napasmu akan mengurangi bagian dirimu.

والعمر كله قصير، والباقي منه هو اليسير، وكل جزءٍ منه جوهرةٌ نفيسةٌ لا عدل لها، ولا خُلف منها، فإنَّ بهذه الحياة اليسيرة خلودُ الأبد في النَّعيم، أو العذاب الأليم

Umur itu semuanya pendek, sedangkan yang tersisa darinya hanya sedikit. Setiap bagian darinya merupakan permata yang sangat berharga. Ia tidak ada bandingannya dan tidak tergantikan. Sebab, dengan hidup yang pendek ini, bisa jadi akan diraih kekekalan abadi dalam kenikmatan atau azab yang pedih.

وإذا عادلتَ هذه الحياة بخلود الأبد علمتَ أنَّ كلَّ نَفَسٍ يعدلُ أكثر من ألف ألف ألف عام في نعيم لا خطر له، أو خلاف ذلك، وما كان هكذا فلا قيمة له

Jika engkau membandingkan kehidupan ini dengan kekekalan abadi, engkau akan mengetahui bahwa setiap napas lebih berharga dibandingkan dengan semiliar tahun dalam kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan, atau bisa jadi sebaliknya (dalam azab, -pent.). Tentu, apabila keadaannya demikian, umur tidak ternilai harganya.

فلا تُضَيِّع جواهرَ عُمركَ النَّفيسة بغير عملٍ، ولا تذهبهَا بغير عوضٍ، واجتهد أن لا يخلو نَفسٌ من أنفاسك إلاَّ في عَمَلِ طاعةٍ أو قربةٍ تتقرب بها

Itu sebabnya, jangan engkau sia-siakan permata umurmu yang sangat berharga tanpa amal. Jangan habiskan umurmu tanpa mendapatkan ganti. Bersungguh-sungguhlah supaya jangan sampai satu napasmu kosong, kecuali dalam amalan taat dan mendekatkan diri kepada Allah.

فإنَّك لو كانت معك جوهرةٌ من جواهر الدُّنيا لَسَاءَكَ ذهابها فكيف تُفَرِّطُ في ساعاتك وأوقاتك، وكيف لا تحزن على عُمرك الذَّاهب بغير عوض

Sungguh, seandainya engkau memiliki salah satu permata dunia, pasti kehilangannya akan membuatmu sangat bersedih. Jika demikian, bagaimana bisa engkau menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan dan waktu-waktumu? Bagaimana bisa engkau tidak bersedih terhadap umurmu yang berlalu tanpa mendapatkan ganti?"

Minggu, 29 Agustus 2021

Bolehkah kita melaksanakan sholat setelah mandi junub tanpa wudlu terlebih dahulu

Siti Aisyah radliyallâhu ‘anhâ  meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah melakukan shalat tanpa berwudhu setelah mandi junub.

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَغْتَسِلُ وَيُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ وَصَلاَةَ الْغَدَاةِ ، وَلاَ أَرَاهُ يُحْدِثُ وُضُوءًا بَعْدَ الْغُسْلِ. 

“Dari Aisyah radliyallâhu ‘anhâ berkata: Rasulullah sering mandi kemudian melakukan shalat dua rakaat dan shalat subuh. Dan aku tidak melihatnya memperbarui wudhunya setelah mandi.” 

Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi.

Redaksi “kâna”/  كان  yang disusul dengan fi‘il mudlâri‘ sebagaimana yang digunakan Siti Aisyah dalam riwayat di atas menunjukkan arti kontinuitas atau sering Nabi melakukan hal tersebut. 

Bahkan Aisyah menambahi bahwa dia tidak pernah melihat Nabi berwudhu setelah mandi junub. Sehingga bisa disimpulkan bahwa selama dalam pengamatan Aisyah, Nabi selalu melakukan shalat tanpa berwudu setelah mandi junub.

Dalam hadits lain riwayat Ibnu Majah juga disebutkan:

كَانَ لَا يَتَوَضَّأُ بَعْدَ الْغُسْلِ

“Nabi tidak pernah berwudhu setelah mandi janabah.” Ibnu Umar pernah bercerita bahwa Nabi pernah ditanya terkait wudhu setelah mandi junub.

 قَالَ لَمَّا سُئِلَ عَنِ الْوُضُوءِ بَعْدَ الْغُسْلِ وَأَيُّ وُضُوْءٍ أَعَمُّ مِنَ الْغُسْلِ رَوَاهُ بْنُ أَبِي شَيْبَة 

“Ibnu Umar berkata: ketika Rasulullah Saw. ditanya terkait wudhu setelah mandi, (beliau menjawab) adakah wudhu yang lebih umum daripada mandi.” (HR Ibnu Abi Syaibah).

Dalam hadits riwayat Ibnu Umar tersebut secara langsung menjelaskan bahwa kedudukan mandi lebih umum daripada wudhu. Artinya, ketika seorang telah melakukan mandi junub, maka itu sekaligus mencakup wudhu. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat beberapa ulama’ seperti Abu Bakar bin Al-Araby yang dikutip oleh al-Mubarakfury dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi-nya. 

قال أبو بكر بن العربي إنه لم يختلف العلماء أن الوضوء داخل تحت الغسل وأن نية طهارة الجنابة تأتي على طهارة الحدث وتقضي عليها لأن موانع 

الجنابة أكثر من موانع الحدث

“Abu Bakar bin al-Araby berkata bahwa tidak ada ulama yang berbeda pendapat terkait permasalah wudhu yang telah termasuk dalam mandi. Dan sesungguhnya niat mensucikan janabah itu menyempurnakan niat mensucikan hadats sekaligus menggugurkan mensucikan hadats (wudhu). Karena hal-hal yang mencegah janabah itu lebih banyak daripada hal-hal yang mencegah hadats.” 

Imam Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab mengatakan bahwa: 

#Boleh tidak berwudhu setelah mandi janabah# karena sudah termasuk dalam mandi tersebut.

Jumat, 27 Agustus 2021

TIPS AGAR RAJIN MENGERJAKAN SOLAT

Sebagai bentuk saling mengingatkan antar sesama hamba agar kita tidak termasuk golongan yang menyepelekan sholat. Diantaranya :

1. Ketika datang azan, Bicaralah pada diri sendiri, dengan mengingatkan diri kita, bahawa kita sudah berumur...maka solatlah dan perbanyakkanlah amal.

2. Ketika datang azan, Bawalah fikiran kita ke tanah perkuburuan, dan nasihati diri sendiri sedia atau tidak sedia, kita pasti akan jadi penghuni kubur, maka solatlah.

3. Malulah kepada Allah, Jangan sampai kita meninggalkan solat. Kerana setiap hari kita selalu menikmati rezeki darinya dan selalu di beri nikmat, maka solatlah.

4. Malulah pada diri sendiri, Jika melihat orang yang sudah uzur, dan yang memiliki kekurangan fizik, namun mereka tetap istiqomah mengerjakan solat.

5. Berusaha menjadikan solat sebagai keperluan, Kerana kita perlu syurga-Nya, ampunan-Nya dan rahmat-Nya.

6. Harus tetap menunaikan solat, Agar terhimpun ke dalam golongan hamba yang beruntung.

Selepas membaca ini, anda mempunyai pilihan untuk kongsikan agar dibaca dan diamalkan oleh orang lain atau anda boleh juga sekadar membiarkan saja tulisan ini tidak dipedulikan sesiapa. Namun alangkah beruntungnya jika ilmu yang kita kongsi akan sentiasa bergerak lantas menjadi amal kebaikan untuk kita di dalam diam.

Ya Allah saya doakan sesiapa saja yang sedang membaca ini jadikanlah mereka, ahli keluarga mereka dan keturunan mereka orang-orang yang taat dalam mendirikan solat kepada Mu.Aamiin...

"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikkan,maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan."

(Hadis Riwayat Muslim, 3509)

Aamiin

11 GOLONGAN SELAMAT


Habib Abdullah bin Husein bin Thohir Ba’alawi dalam Kitab Is’adur Rofiq-nya menyebutkan sejumlah orang yang bernasib baik tanpa hisab di akhirat.

‎فائدة: ورد في الأحاديث أن من ابتلى بذهاب بصره أو غيره من البلايا فصبر حتى يلقى الله، ومن مات بطريق مكة ذاهبا أو آيبا، وكل رحيم صبور، وطالب العلم، والمرأة المطيعة لزوجها، والبار بوالديه، والماشي في حاجة أخيه المسلم، ومن ربى صبيا يقول "لا إله إلا الله"، ومن مات ليلة الجمعة أو يومها، ومن بلي بمصيبة في بدنه أو ماله فصبر، ومن قرأ سورة القدر بعد وضوئه ثلاثا، ومن حفر بئرا بفلاة إيمانا واحتسابا، لا يحاسبون.

Pengumuman, tersebut di dalam banyak hadits bahwa orang-orang berikut ini insya Allah tidak akan dihisab di hari Qiyamat. 


1. Mereka adalah orang yang diuji dalam bentuk kehilangan penglihatan atau ujian lainnya lalu bersabar hingga wafat.

2. Orang yang wafat di tengah jalan baik menuju Mekkah maupun sepulangnya.

3. Setiap orang penyayang lagi penyabar.

4. Perempuan yang ta’at kepada suaminya.

5. Orang yang berbakti kepada orang tuanya.

6. Orang yang berjalan untuk membantu orang lain yang sedang memiliki hajat.

7. Orang yang mendidik anak kecil mengucap “La ilaha Illallah”.

8. Orang yang wafat siang atau malam Jum’at.

9. Orang yang kena musibah pada fisiknya atau hartanya lalu bersabar.

10. Orang yang membaca surat Al-Qodar sebanyak 3 kali usai berwudhu.

11. Orang yang membuat sumur di tanah lapang secara ikhlas untuk kepentingan umum (umat)

Minggu, 22 Agustus 2021

FILOSOFI 10 MUHARRAM/ASYURA

Berikut isi pidato Sayyidina Husain (cucu Rasulullah) yang disampaikan ulang oleh Gus Nadir:

“Lihatlah nasabku, pandangilah siapa aku ini, lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kekhormatanku”.

“Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu (Fatimah Az-Zahra) ? Bukankah aku ini anak dari washi (penerima wasiat) dan keponakan Nabimu yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu?”

“Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada adalah pamanku? Bukankah Ja’far,  yang akan terbang dengan dua sayap di surga itu pamanku?”

“Tidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian sendiri bahwa Rasulullah SAW pernah berkata tentang saudaraku dan aku? Kata baginda Rasul, keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga.”

“ Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku maka tanyakanlah kepada para sahabat Nabi, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Said al-Khudri, Sahl bin Sa’ad, Zaid bin Arqam, dan Anas bin Malik, yang semuanya akan meberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. Tidakkah ini semua cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?”.


Gus Nadir menjelaskan, kata-kata yang begitu eloknya ini direkam sejumlah kitab dari para ulama Ahlsunnah wal  Jamaah (Aswaja). Seperti oleh At-Thabari dalam kitabnya Tarikh At-Thabari jilid kelima halaman 425 dan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah jilid ke-8 halaman 193.

Namun, menurut Gus Nadir, sayangnya mereka yang telah terkunci hatinya tidak tersadar dengan pidato yang disampaikan Sayyidina Husain tersebut. Pasukan yang mengepung atas perintah Ubaidillah bin Ziyad itu tetap memaksa Sayyidina Husain untuk mengakui kekuasaan khalifah Yazid bin Muawiyah.

Hingga akhirnya, Husain dibunuh......

Wallohu a'lam bisshowab.....

Kamis, 19 Agustus 2021

HATI-HATI DENGAN PRASANGKAMU, KARENA MATA SERINGKALI MENIPU

Penjahit tua dan tukang Daging,

Seorang penjahit tua tinggal di sebuah desa kecil dan biasa menjahit pakaian yang sangat rapih dan indah dan menjualnya dengan harga yang bagus cukup mahal..

Suatu hari, seorang pria miskin dari desa datang kepadanya dan berkata kepada Penjahit

Anda menghasilkan banyak uang dari pekerjaan Anda, lalu mengapa anda tidak membantu orang miskin di desa......

Lihatlah penjual daging didesa yang tak punya banyak uang dan setiap hari membagikan daging kepada orang miskin....

Penjahit itu tidak menanggapinya dan tersenyum tenang.. 

Orang miskin itu keluar dari penjahit dan Mengabarkan ke penduduk di desa bahwa penjahit tua itu kaya tetapi pelit, sehingga orang-orang desa membencinya..

Dan setelah beberapa saat penjahit tua itu jatuh sakit, dan tidak ada penduduk desa yang peduli padanya, dan dia meninggal sendirian

Hari-hari berlalu dan orang-orang desa menyadari bahwa tukang daging tidak lagi mengirimkan daging gratis kepada orang miskin

Dan ketika mereka bertanya mengapa Tak Lagi Membagikan Daging Ke Penduduk Desa Yang Miskin ?Penjual daging itu  memberi tahu mereka bahwa penjahit tua itu biasa memberi saya sejumlah uang setiap bulan untuk sedekah, untuk memberi daging kepada orang miskin.

Setelah ia meninggal, berhenti sedekah atas kematiannya.

******

Beberapa orang mungkin berpikir buruk tentang Kita, dan yang lain mungkin berpikir bahwa Kita lebih murni daripada air.

Ini tidak akan menguntungkan Kita, juga tidak akan merugikan Kita, yang penting adalah apa yang Allah ketahui tentang Kita,

Jangan menilai seseorang dari apa yang Kita dengar Dari Orang Lain, karena dia mungkin memiliki hal-hal lain dalam hidupnya, jika Suatu Saat Kita  mengetahuinya, 

Kita akan Menyesali Semua Ucapan,Pikiran Dan Sikap Kita Pada nya..

Kemuliaan Asyura


Suatu hari, bertepatan dengan Asyura ada seorang fakir yang memiliki tanggungan anak pergi ke rumah tuan Qadli (hakim). Sebetulnya dia enggan meminta karena dia juga seorang Alawiyyin, akan tetapi melihat anaknya yang sudah berhari-hari tidak makan ia pun pergi menuju kota.

Untuk menuju ke kota, ia harus berjalan cukup jauh melewati padang pasir. Akhirnya, tibalah ia di rumah tuan Qadli. Kemudian menceritakan keadaannya.

" اني رجل فقير ذو عيال 

(saya ini lelaki fakir yang punya banyak tanggungan keluarga). 

Hari ini bertepatan 10 muharam, saya mau minta kepada anda tidak banyak: 10 potong roti, 10 potong daging, dan uang 2 dirham,” kata si fakir.

“Iya Pak, nanti siang anda ke sini lagi,” jawab Qadli.

Lalu pulanglah ia ke desa, sementara itu anaknya melihat kedatangan sang ayah merasa gembira. Berharap membawa sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi kali ini ia pulang dengan tangan hampa.

“Sabar ya nak, nanti siang ayah kembali lagi ke sana,” jawab sang ayah.

Siangnya, si fakir kembali menemui Qadli dan mendapat jawaban sama. “Maaf, nanti sore kembali lagi ya, Pak,” jawab Qadli.

Jawaban tersebut terulang lagi, ketika pada sore harinya si fakir menemui Qadli. Bahkan, ia justru mendapat makian dari Qadli karena meminta-minta.

Merasa sedih dan tidak berdaya lagi, ia pun berdoa kepada Allah. “Ya Allah! mata mana yang tega melihat kondisi anak saya? Telinga mana yang mampu mendengar ratap tangisan anak saya? Mulut mana yang mampu menjawab pertanyaan anak saya!” pinta fakir.

Maka ia pun pulang dengan langkah gontai. Namun, di tengah jalan ia bertemu dengan seorang Nasrani bernama Saiduk

“Ada apa Pak, kenapa menangis?” tanya Saiduk.

“Jangan tanya kondisi saya,” jawab fakir.

“Saya tanya, billahi, mengapa kamu menangis?” tanya Saiduk kembali.

Akhirnya, ia menceritakan kisahnya kepada Saiduk dan membuatnya iba, kemudian ia bertanya. “Saat ini kalau dalam Islam, hari apa?” tanya Saiduk.

“10 Muharram. Ini hari yang penuh berkah,” jawab fakir.

“Kalau begitu saya ingin memberi kepada anda, lebih dari yang anda minta” jawab Saiduk.

Tidak hanya itu, bahkan Saiduk berjanji untuk selalu memberi bantuan kepada si fakir. Hal ini membuat fakir bahagia. Ia pun pulang dengan disambut gembira anak-anaknya, sebab kali ini ia pulang dengan membawa sejumlah makanan dan uang.

“Ya Allah, orang yang membuat kami senang, maka buatlah dia gembira, secepatnya,” ungkap anak-anaknya.

Sementara itu, pada malam harinya tuan Qadli bermimpi. Ia mendengar suara tanpa rupa (hatif).

“Angkat kepalamu!” dilihatnya dua rumah panggung yang terbuat dari emas dan perak.

“Ini untuk siapa?” tanya Qadli.

“Sesungguhnya untuk kamu, seandainya kamu melayani kebutuhannya orang fakir tadi, tapi karena kamu tidak melayani, maka ini diberikan kepada Saiduk,” jawab hatif.

Esok hari, tua Qadli bergegas menuju ke rumah Saiduk untuk menanyakan perihal mimpi semalam. “Wahai Saiduk, amal kebajikan apa yang telah kamu lakukan semalam?” tanya Qadli. Saiduk pun menceritakan kembali, tentang seorang fakir yang bertemu dengannya semalam..

“Baiklah saiduk, apa yang kau berikan kepada orang fakir tersebut, saya ganti 100.000 dirham,” kata Qadli.

Namun, di luar dugaan tawaran tersebut ditampik Saiduk. “Tuan Qadhi, jangankan sejumlah yang anda tawarkan. Seandainya diberi dunia ini penuh dengan emas, tidak akan saya berikan. Sekarang saksikan dan pegang tangan saya, اشهد ان لا اله الا الله  واشهد ان محمدا رسول الله,” tukas Saiduk yang akhirnya ditakdirkan Allah menjadi orang yang beruntung, sesuai dengan namanya...


📝 : Kyai Achmad Gufron Nawawi Kang Mas Naufal Himasal Wonogiri

Rabu, 18 Agustus 2021

Asyura' Momentum Berbagi Kasih Sayang.

Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura yaitu tanggal 10 Muharram.

Oleh karenanya hari Asyura' dijadikan sebagai Idul Yatama, berdasarkan anjuran untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut. 

Dimana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

_“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.”_ (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 131, Muslim: 53]

Dalam kitab _*Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin*_ disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

_“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“._

Mengenai maksud “mengusap kepala anak yatim” dalam hadits di atas, sebagian ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (mengusap kepala dengan tangan), dan sebagian lainnya mengartikan sebagai makna kinayah (kiasan).  

Syeikh Abu Thayyib menyatakan:

قال الطيبي: مسح رأس اليتيم كناية عن الشفقة والتلطف إليه، ولما لم تكن الكناية منافية لإرادة الحقيقة لإمكان الجمع بينهما

_“Abu Thayyib berkata: “Mengusap kepala anak yatim adalah sebuah kinayah tentang kasih sayang dan sikap lemah lembut (kepada anak yatim). Makna kinayah ini tidak bertentangan dengan makna hakiki, karena keduanya bisa dipadukan”._ (Mirqatul Mafatih, 8/3115)

Kasih sayang kepada anak yatim, tentu saja bukan hanya diwujudkan dengan belaian rambut belaka, tapi juga mengurus anak yatim secara baik dan memberi santunan untuk sandang, pangan, papan, dan pendidikannya. Maka, pemberian santunan bukan hanya dilakukan pada tanggal 10 Muharram saja, tapi juga pada bulan-bulan lainnya.

Semoga Allah limpahkan karuniaNya untuk kita dapat senantiasa mengikuti teladan rasulNya, menyayangi dan menyantuni Anak yatim Lillahi Ta'ala.

Asyura' Momentum Berbagi Kasih Sayang.

           *Semoga Bermanfaat*


                                   والله المستعان وإليه ااتكلان 

 Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.

    

                  


ISTIJRAD ITU PEMBIARAN ...

Alloh memberikan kelebihan-kelebihan pada ahli maksiat ... Makin maksiat, makin berlimpah segalanya ... Setelah itu Alloh hancurkan, sehancu...